Tertuju Padamu
Hari itu, Rabu 29 Mei 2013 hari dimana segenap rasa menumpah ruah menjadi sebuah taburan emosi dan cinta. Kicau pagi membangunkan ragaku terlelap dari khayalan indah di sebuah rumah sederhana. Seakan menyamapaikan semangat di hari itu, tetapi batinku gundah. Gundah akan pilihan yang harus dipilih, antusias dan sedih.
Antusias akan kamu yang cantik hari ini, Antusias akan kamu yang menawan hari ini, Antusias akan euforia kebebasan putih abu. Seakan tak ada lagi yang perlu di khawatirkan, hamba beranjak pasti berjumpa dengan teman terkasih. So far, antusiasme sesaatku memenuhi daging hingga matahari tepat menginjak kepala penulis.
Hamba mulai menyadari akan antusiasme, euforia, dan kesejukan hanyalah angin lalu. Seakan adzan dzuhur mengantarkan seluruh penyesalan akan hari itu di jiwa hamba. Seakan menyalahkan waktu, waktu kita bersama, waktu pundak dikau bersandar dikepalaku, waktu engkau yang bercanda tawa tanpa adanya aku, waktu engkau memeluk aku dikala gumpalan darahku bersatu dengan kesedihan.
Waktu berdetik, Pada waktunya aku mengerti bahwa bukan karena kesalahan waktu dan engkau yang membuat aku menyesal. Salahku yang terlalu lambat menyadari kalian sebagai kerabat sejati. Ketika itu hanya kata "udah ah gw makin sedih bego" yang dapat tersurat. Betapa bodoh dan pongah diri ini.
Dentingan waktu sampaikan permohonan maafku kepada temanku yang terkasih. Katakan padanya aku sayang dan rindu.
Lou
*ps: Selamat tanggal 20 Dita dan Imam, tetap lanjutkan ukiran dan cerita kalian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar